Telah Terbit Karya Ilmiah tentang Meratus
ISBN :
978-602-17700-1-6
Sekapur Sirih
Kepala Biro Perum LKBN ANTARA Kalimantan Selatan
Abdul Hakim Muhibbin
Assalamu'alaikum Wr Wb
Sebuah kehormatan bagi saya dapat memberikan kesan dan pesan yang
terangkum dalam Sekapur Sirih untuk buku “Warisan Tanpa Pewaris” ini.
Sebuah buku yang berisi 13 tulisan, hasil karya jurnalistik salah seorang
wartawan Perum LKBN ANTARA Biro Kalimantan Selatan.
Masyarakat adat Dayak Meratus, dengan kebersahajaan mereka merupakan topik yang selalu menarik untuk diberitakan. Hampir semua wartawan di Kalsel, pernah menulis --baik dalam bentuk news maupun features--
tentang Dayak Meratus. Namun yang konsentrasi dan konsisten melakukannya, hanyalah penulis yang saya kenal sebagai orang yang tidak banyak bicara, tetapi menghasilkan banyak karya.
Apa yang dilakukan penulis dalam mengangkat permasalahan di lingkup masyarakat adat, sejalan dengan salah satu tema serta focus pemberitaan Perum LKBN ANTARA. Karena itulah, saya selaku Kepala Biro Kalsel, sangat mendukung penerbitan buku ini.
Keseriusan, ketekunan, konsentrasi, konsistensi serta kontinyuitas penulis “memperjuangkan” hak-hak masyarakat adat Dayak Meratus melalui tulisan, mendapatkan apresiasi yang sangat bagus dari Perum LKBN ANTARA, dalam bentuk penghargaan Anugerah Karya Jurnalistik ANTARA 2012. Hal tersebut pula, membawa penulis mendapatkan pengakuan dunia internasional dengan menjadi nominator penerima penghargaan Knight International Journalism Award 2013 di Washington DC dari International Center for Journalists (ICFJ). Buku ini bukan hanya tentang hidup dan kehidupan masyarakat adat Dayak Meratus. Lebih dari itu, merupakan jejak rekam serta perjalanan penulis di dunia jurnalistik. Bila dicermati, bagian awal buku ini memuat tulisan dalam bentuk features yang sederhana, sesuai dengan kemampuan penulis saat itu. Namun semakin ke dalam, terlihat kematangan dan kemampuan penulis yang
terus meningkat. Dimana tulisan yang disajikan bukan hanya features, tetapi juga dalam bentuk indepth report story dan investigativ. Satu hal yang tidak semua wartawan mampu melakukannya.Dalam buku ini, penulis tidak bercerita dari satu sudut pandang saja. Tetapi ada upaya penggalian sumber-sumber masalah dan solusi yang disampaikan dengan melibatkan nara sumber ahli seperti pengamat dari kalangan akademisi, Sdr Taufik Arbain dan nara sumber kunci dari lembaga yang mengayomi masyarakat adat, Sdr Juliade. Hal tersebut menghindarkan penulis dari jebakan opini dan sikap menghakimi.Bila dicermati, penulis telah memainkan perannya sebagai seorang wartawan dengan baik. Hal tersebut terlihat dari kemampuan penulis memposisikan diri sebagai seorang massenger yang bertugas “menyampaikan pesan” dan bukan sekedar “pembuat berita”. Ketekunan dan kerja keras dalam menggali serta mengumpulkan data dan informasi, membuat tulisantulisan dalam buku ini dapat tersaji secara berimbang atau dalam dunia jurnalistik dikenal sebagai cover booth sides. Tanpa disadari, penulis sebenarnya telah melakukan sebuah kajian Antropologi dan upaya advokasi terhadap eksistensi serta resistensi masyarakat adat Dayak Meratus.
Atas nama Perum LKBN ANTARA Biro Kalsel, saya mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu wartawan kami, sehingga mampu merangkai kata menjadi sebuah kalimat yang terangkum apik dalam sebuah tulisan, untuk kemudian diwujudkan dalam sebentuk buku ini.
Penghargaan saya berikan kepada penulis selaku wartawan Perum LKBN ANTARA Biro Kalsel, yang melalui tulisan-tulisannya dalam buku ini telah mengangkat serta mengharumkan, bukan hanya instansi tempatnya bekerja, tetapi juga nama daerah.
Akhirnya, saya berharap, buku ini selain akan menjadi jejak rekam penting perjalanan, sejarah dan eksistensi serta resistensi sebuah etnis “yang terpinggirkan”, juga akan menjadi motivasi bagi wartawan-wartawan di daerah agar mampu menghasilkan karya jurnalistik bertaraf nasional, bahkan internasional.
Wassalamu'alaikum Wr Wb
Abdul Hakim Muhibbin