|
ISBN 978-602-17700-6-1 |
[Kumpulan Cerpen]
Desain
Sampul : Rey Seniman Langit
Tema : MOSAIK WARNA KEHIDUPAN
Editor
& Tata Letak : TIM WIJ
Redaksi :
Wangsa Indira Jaya
UCAPAN TERIMAKASIH
Assalammu Alaikum Warahmatullahi
Wabarokatuh
Segala puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT, shalawat dan salam yang
tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad Saw beserta keluarga serta para
sahabatnya. Tak luput ucapan terima kasih kepada kedua orang tua dan adik
tercinta Nur Rahayu Ningsih, yang selalu memberikan dukungan dan semangat. Demikian para sahabat dekat dan
sahabat di jejaringan Facebook. Tanpa kalian, saya bukanlah seperti hari
ini.
Bersyukur sekali
dengan lahirnya buku sederhana ini,
kumpulan cerpen Mosaik Warna Kehidupan. Buku ini menelatarbelakangi kisah-kisah
yang kerap terjadi di sekitar kita, saya mencoba menggali dan menuangkannya
dalam 14 cerpen. Saya berharap dan
berdoa semoga buku ini bermanfaat dan memberikan hikmah dan inspiratif bagi
para pembaca di manapun Anda semua berada.
Sebuah wujud impian di tahun 2013 ini,
melahirkan anak tunggal dengan kumpulan cerpen yang sengaja diracik untuk
disajikan kepada Anda semua para pembaca. Adanya dorongan positif dari Penerbit
Wangsa
Indira Jaya (WIJ) juga sangat berpengaruh besar
terhadap proses belajar saya untuk terus menuangkan karya-karya secara aktif.
Terima kasih yang tak terhingga pastinya telah mengenal dan menjadi bagian di
dalamnya.
Terakhir, tak luput ucapan terima kasih kepada semua
sahabta dekat, relasi, senior dan guru, serta semua pihak yang terus memberikan
dukungan semangat dan saran maupun kritik untuk terwujudnya buku Mosaik Warna
Kehidupan ini. Saya berupaya untuk menghadirkan buku perdana ini dengan segala
proses menaiki anak tangga dari jejak pembelajaran selama ini. Dengan karunia
Allah SWT, saya siap dan berani menorehkan impian mulia dengan hadirnya buku
ini, semoga berkenan dan memikat hati Anda.
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang
telah memberi kesempatan dan waktu bagi saya hingga sampai detik ini bisa
berkarya. Salam semangat dan selamat menikmati kisah-kisah dari cerpen menarik
ini. Jika ada khilaf dalam bertutur kata, saya sebagai penulis meminta maaf
yang sebesar-besarnya. Salam JHSH (Jay
Hidupkan Semangat Hidup). Akhirul salam, wabillahi taufik wallidayah,
Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarokatuh
Jay Wijayanti
Ramadhan 1434 H/Agustus 2013
New Taipei City (Taiwan Roc)
KOMENTAR
PARA AHLI
Usai gerimis, dera hujan dan
terpaan angin dengan sedikit hangat matahari, selalu ada sebuah garis-garis
lengkungan penuh warna cerah dan corak indah melukisi langit, menebar virus
terang cahayaNYA. Demikian dengan hidup, selalu ada bahagia usai topan badai
menerpa, puzle-puzle rumit yang menjadi gambar mewah. Itu pula yang saya dapat
di buku ini, prosa-prosa pendek yang natural, cair, menyentuh hati tanpa
mendayu-dayu merayu, Jay Wijayanti
sukses membawa saya menikmati keindahan corak dan kekuatan warna cerita yang
dia bawa. Gaya bertuturnya jujur tanpa sedikitpun menggurui saya tentang
ranah-ranah asing yang dia perkenalkan, lengkap dengan detail alur serta
kekuatan karakter sekian banyak tokohnya. Beda dan kaya warna, cerpen-cerpen
ini memiliki potensi menjadi novel dan sangat filmis!
Rugi, jika kita tak menyimak
paparan manis penulis muda yang nampaknya tak lelah belajar untuk terus
mengasah ruh-ruh jemarinya.
(Kirana Kejora - Novelis Best
Seller Air Mata Terakhir Bunda, Ayah Menyayangi Tanpa Akhir)
Mataku terpaku. Hatiku
bergelora, membaca cerita satu persatu. Tidak ingin bergerak pergi. Sungguh
kuasa Tuhan bekerja dalam buku ini. Tidak berhenti aku berkejaran dalam dunia
imaji. Berdecak aku. Applaus untuk penulisnya. Salam.
(Mpok Mercy Sitanggang, Penulis)
Mozaik Warna Kehidupan, dari
judul antologi cerpen ini penulis ingin menyampaikan pesan bahwa hidup penuh
dengaan absurditas, segala yang ada di dunia ini tidak kekal namun harus kita
hadapi, manusia yang terdiri dari roh, tulang dan daging, sangat rentan
terhadap pengaruh duniawi yang absur itu. Tinggal kita menyikapinya dan
menentukan jalan mana yang terbaik untuk kita. Jay Wijayanti, menuliskannya dengan imaji dan hati yang jernih, di
kata yang terangkum dengan pilihan kalimat nan memikat, semoga apa yang ia
tuangkan dalam antologi ini dapat memberikan ketenangan jiwa sekaligus
menghibur bagi yang membacanya, selamat membaca.
(Fanny J.Poyk penulis dan
jurnalis.)
"Lugas, ringan dan
bersahaja tapi indah dinikmati..... ada sekian banyak rasa disana, dalam
gejolak dan letupan hati yang terbingkai dalam kumpulan cerpen ini.”
Bagi saya, cerita-cerita
karya Jay Wijayanti; kombinasi yang menarik antara cinta, perjuangan hidup, dan
kenyataan yang sering tak terduga.
Kisah yang mungkin saja ada di sekitar kita,
dirangkumnya dengan pena yang murni dan apa adanya tetapi memberi pelajaran dan
pengalaman yang meresap di hati bahwa keiklasan, pengorbanan, hati yang
memaafkan, dan ketulusan adalah tiang-tiang kehidupan yang membuat manusia
menemukan kebahagian yang kokoh dan makna hidup yang sesungguhnya.
Selamat! Telah menyusun
dengan rapi antologi cerpen Mozaik Warna Kehidupan dengan 14 cerpen ini.
(Kwek-Li Na, Penulis buku puisi Planetoid Cinta, dan kumpulan cerpen Imaji Air)
Sinopsis Jay Wijayanti.
Dalam buku ini adalah buku kumpulan
cerpen yang berjudul “Mosaik Warna Kehidupan” yang ditulis
oleh pengarangnya berdasarkan kisah nyata dalam tema “Arti sebuah perjalanan kehidupan yang dia tangkap berbagai sisi
kehidupan."
Cerita ini beliau tulis dari berbagai
sisi kehidupan. Penulis yang bernama Jay
Wijayanti adalah salah satu BMI Taiwan yang berkiprah menjadi penulis luar
biasa dalam mengemas semangat hidupnya menjadi kepingan-kepingan hikmah.
Jay Wijayanti, akrab disapa dengan
Jay. Wanita yang bernama asli Wijayanti dan lahir di Magetan, 30 Desember
1982. Hobi sekali dengan menulis dan
sastra semenjak menginjak bangku SD. Selain itu, gemar dengan dunia melukis.
Wanita penyuka warna biru, kuning dan merah jambu ini merangkai kehidupannya
menjadi sebuah buku yang berwarna dan bertema “Mosaik Warna Kehidupan”
banyak karya yang ia geluti sebagai sepak terjang perjalanan dunia kepenulisan
saat ini.
Seperti kisah-kisah yang disusun di
dalam bukunya yang sekaligus menjadi perdana ini sebagai karya tunggal kumpulan
cerpen.
“Mosaik Warna Kehidupan” yang merangkum seorang gadis muslim
yang harus pandai menuai hikmah di negeri orang. Terlebih di negeri sana adalah
negeri yang mayoritas non muslim. Sosok Zahra yang begitu bijak hingga ia bisa
menuntun jiwanya sendiri untuk pandai memilah yang mana ia peroleh dengan hati dan
harus ia jalani dengan penuh keikhlasan tanpa berburuk sangka dalam hal apapun.
“Di cerita ini
tertulis semua tak terlepas dari arti makna cinta itu sendiri. Warna kehidupan
yang terangkai dalam mosaik kehidupan yang hakikat sebenarnya seindah warna
pelangi. Dalam perbedaan warna itulah, terciptanya keindahan setelah hujan dan
badai angin yang menjadikan alam diguyur berkah. Seperti itulah mosaik warna
kehidupan. “ Urai Jay ketika merangkum MWK ini yang semangatnya patut diacungkan
jempol.
Begitupun jua
saat Jay Wijayanti menulis tentang tema “Patahnya Ranting Kepercayaan” yang rangkaian
ceritanya menggambarkan betapa kepercayaan itu menjadi modal untuk seseorang yang
hakikatnya mencerminkan kesetiaan. Tentunya dalam hal percintaan yang ia
sematkan di beberapa kalimat akhirnya di pintu ending.
“Selagi ada kesempatan yang diberikan Allah
kepadaku, akan kujadikan sisa usiaku ini menjadi warna ceria dalam mosaik
kehidupan. Warna indah yang diberikan Allah sebagai hadiah termahal selama ini.
Aku begitu yakin, bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha Pengampun.”
Begitupun tentang
judul “Bingkai Cahaya Hidup” yang di
dalamnya menceritakan tentang perjuangan wanita saat dia mencari pekerjaan yang
paling baik untuknya dalam segala sisi. Rezeki, keseharian , serta lukisan
berharga yang harus di dapat dengan jerih payah dan harus berakhir halal. Hal
ini bisa di lihat dari sosok sahabatnya yang baru dikenal yang memilih jalan
dan bertolak belakang dari sosok Anita. Hingga sahabatnya pun berakhir dalam
jeruji besi.
Rangkaian cerita
ini adalah rangkaian yang paling menarik berjudul “Rahasia Lemari Ayah”.
Hidup penuh misteri, tak ada yang pernah kita mengerti. Baik itu pertemuan dan
perpisahan, menjadi keputusan takdirNya. Begitu kasih sayang kedua orang tua
mengalahkan arti cinta dalam hidup ini, apalagi cinta yang kita dapatkan dari
Ayah Ibu kita di dunia. Dalam suka dan
duka kita, mereka selalu setia dengan kasih sayangnya yang tak lekang waktu,
baik wejangan atau nasehat berharganya memberikan damai hati, nurani dan
pikiran.
Masih banyak judul perjalanan yang ia tuliskan
di buku ini. Seperti “Sajak Cinta Senja Formosa, Benih Ketulusan
Hati, Luruh Pondasi Cinta, Pelangi Punya Warna, serta Kekuatan Doa”. Benar-benar
membuat penasaran bagi pembaca. Sekaligus memberikan suara baru dalam hikayah
pengalaman hidup buat generasi seterusnya yang mungkin nanti kebetulan akan
menikmati perjalanan yang sama.
Betapa penulis mampu menggiring pembaca untuk
menikmati alur ceritanya hingga pembaca tersebut seperti seakan mengalaminya
dan berada di tempat kejadian-kejadian saat penulis bercerita. Seperti kisah
judul “Kekuatan Doa” Aku tak ingin menyalahkan takdir, dengan semua kejadian
yang pernah menimpa pada diriku. Manusia cukup menjalani apa yang sudah
diberikan oleh Tuhan, begitu juga pikirku saat itu.
Semoga cerita-cerita ini bisa kita ambil lebih
dalam lagi manfaatnya. Terutama ke dalam hikmah dan sekaligus menjadi guru
pengalaman untuk kita saat menapaki kaki serta melewati ujian yang tak mungkin
bisa dipungkiri.
Hanya kepada Allahlah tempat kita
berlindung.
Wassalam
TIM WIJ Nurani Alam